PANGANDARAN JAWA BARAT - Pemkab Pangandaran, menggelar Rapat Kordinasi Penanggulangan Aids Tuberculosis, Malaria dan Sub PIN Polio, bertempat di Aula Setda Pangandaran, Jumat ( 31/03/2023 ).
Hadir dalam kegiatan: Wakil Bupati Pangandaran, H. Ujang Endin Indrawan, Kadis kesehatan, Yadi Kusmayadi, S.Kep. Kadis Sosial PMD, Drs. wawan kustawan, M.Pd. Kepala Bappeda, H. Muhamad Agus Satriadi, S.Pt., MP. Kadis KBP3A, Drs Heri Gustari, para Camat dan seluruh Kepala bidang pemerintahan daerah serta seluruh Kepala PKM, dan Ketua Apdesi Kabupaten Pangandaran, Sugiyono.
Wakil Bupati Pangandaran, H Ujang Endin Indrawan dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa, di Pangandaran sampai saat ini belum di temukan penyakit polio. Barubaru ini di daerah Aceh di temukan penyakit polio lebih cenderung dengan rasio hampir 90%, " Katanya.
Menurut Wabup, per tanggal 3 dan tanggal 12 April 2023, nanti di laksanakan pin polio, dengan jenis vaksin novel oral polio vaccine type 2 adalah jenis vaksin yang akan digunakan oleh kita.
” Seluruh petugas kesehatan kita libatkan dalam pelaksanaan suntik vaksin polio, sehingga akan mencapai target dengan batas waktu sampai tanggal 12, dan rencana awal akan di laksanakan sosialisasi ke sekolah sekolah, “ujarnya.
Sementara, Kadis Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi, S.Kep menyampaikan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut perintah Bupati Pangandaran akibat adanya kasus yang terjadi di Kabupaten Purwakarta.
Untuk teknisnya nanti para tenaga kesehatan, melakukan persiapan sesuai juknis yang berkolaborasi dengan kader posyandu di masing masing wilayah.
” Kami mohon arahan terkait awal pelaksanaan di tanggal 3 April, sehingga bisa dapat di mengerti oleh masyarakat Pangandaran terutama bagi balita 0 – 8 bulan, “ Katanya.
Menurut Yadi, ada 25.417 orang target dan sasaran yang akan kita lakukan dalam pelaksanaan imunisasi polio. Mulai hari minggu masing masing PKM agar menugaskan pegawai untuk mengambil vaksin untuk di simpan di masing masing PKM.
” Saya berharap Pihak Kecamatan agar membantu kelancaran kegiatan ini dengan cara menghimbau kepada warga untuk melakukan imunisasi polio, “ujarnya.
Sementara Kepala bidang pencegahan dan pengawasan penyakit, Aang mengatakan, Pemetaan pelayanan kesehatan sesuai dengan instruksi Permenkes nomor 4 tahun 2019.
Pelayanan kesehatan dengan resiko terinfeksi virus HIV dapat melemahkan daya tahan tubuh manusia atau imunno defisiensi virus. Di Kabupaten Pangandaran setiap ibu hamil diwajibkan untuk melakukan tes pemeriksaan HIV.
” Dari sekian orang yang diperiksa, terkait ibu hamil ada dua orang di temukan yang mengalami gejala positif HIV di Kabupaten Pangandaran, ” Katanya.
Menurut Aang, Efek lost to follow up ARV, yaitu : 1. Virus HIV bertambah banyak. 2.Resistant obat. 3. Menurunnya sistem imun. 4.Infeksi oportunistik.
Sementara target keberhasilan pengobatan yaitu harus mencapai 90%, saat ini baru mencapai 55%.
Di Kabupaten Pangandaran sendiri saat ini telah ditemukan 13 kasus yang mana dalam pelaksanaan pengobatan ditemukanTBC RO. Bahkan sampai saat ini telah terjadi 31 kasus pasien TBC yang meninggal di Kabupaten Pangandaran.
Aang menambahkan, pengobatan pasien TBC, harus tuntas yang mana pengobatannya selama 6 bulan, dan tantangan dalam program penanggulangan TBC antara lain:
1. Pelibatan multisektor belum optimal.
2. Penerapan standar pelayanan minimal TBC belum optimal.
3. Under reporting utama di RS dan layanan swasta.
” Sementara tantangan malaria di Kabupaten Pangandaran, adalah Eliminasi malaria, Endemis Maria, Perbatasan langsung dengan propinsi Jateng, Migrasi penduduk dan lingkungan, ”Ujarnya. (Anton AS).