JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online dengan tema Literasi Digital: “Etika Berpendapat di Media Sosial”.
Dalam seminar tersebut terdapat empat orang pembicara yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Narasumber kedua adalah Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI. Narasumber ketiga llRobi’ah Al Adawiyah, SH. sebagai Founder KPPA BENIH (Komunitas Peduli Perempuan dan Anak) serta mengundang Bapak Atok Suyoto, SP. Sebagai Pegiat Pendidikan dan Kepemudaan Boyolali. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa, 23 Januari 2024 melalui platform zoom meeting.
Seminar ini merupakan dukungan Kominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Acara Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran dimasa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital.
Seminar dibuka oleh MC dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan kepada seluruh para peserta. Saat memasuki sesi paparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Warga Jakarta Berlimpah Subsidi
|
Sesi paparan diawali dengan paparan materi dari Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari. yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
Abdul
Kharis menyampaikan bahwa kalau dicermati perkembangan dunia digital semakin hari semakin kompleks, maju, dan menantang. Tantangan yang harus dihadapi yaitu bagaimana kita berpendapat di dunia digital.
Saat kita ada di dunia digital dalam konteks komunitas tertutup (misalnya kantor), maka tidak banyak masalah untuk berpendapat tentang urusan tertentu, karna memang pesertany melakukan hal yg sama dalam satu ikatan pekerjaan yg sama.
Akan tetapi kalau kita berpendapat dalam konteks sosial (medsos), maka ada banyak hal yang harus diperhatikan karenal kita tidak bisa berpendapat tanpa mempertimbangkan siapa yang membaca tulisan kita.
Terakhir Pak Kharis menyampaikan “seringnya terjadi permusuhan di media sosial, itu karena kita tidak bisa memanfaatkan ruang digital dengan bijak. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan ruang digital kita secara bijaksana dan menggunakan kaidah-kaidah etika yang universal ”ujarnya",
Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju.
Kemenkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari "katanya".
Selanjutnya Robi’ah Al Adawiyah, SH. sebagai Founder KPPA BENIH (Komunitas Peduli Perempuan dan Anak). Ibu Robi’ah menyampaikan bahwa berpendapat adalah hak bagi semua orang. Perlu bagi kita untuk menggiatkan atau memberikan aturan di dalam di diri kita untuk mencontohkan perilaku-perilaku yang baik di dalam berinteraksi dengan banyak orang di media sosial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia sosial adalah penggunaan komunikasi yang baik; tidak mengandung aksi kekerasan, SARA, dan pornografi; menginformasikan kebenaran; menghargai karya orang lain; dan memberikan informasi pribadi sewajarnya. “Mari kita terus belajar bagaimana cara berinteraksi dengan orang-orang sekitar kita, sehingga kita tetap menjadi orang terbuka tapi tetap menjaga batas-batas.
Mari gunakan medsos kita menjadi medsos yang mendidik dan memberikan sesuatu yang berbeda yang selalu dinantikan oleh teman-teman kita dan tetap bermanfaat "katanya".
Terakhir Atok Suyoto, SP. Sebagai Pegiat Pendidikan dan Kepemudaan Boyolali. Beliau memaparkan bahwa jauh sebelum adanya medsos, etika diajarkan orang tua kita, bahkan dalam hal debat dan adu argumen. Kita diajarkan untuk menghargai adu pendapat tersebut.
5 etika sebelum berpendapat di media sosial menurut Pak Atok adalah memilih dan memilah, berpikir kritis, apresiasi, gaya bahasa, dan kejelasan akun. “Mari kita capai tujuan bermedia sosial dengan baik, mengungkapkan pendapat, dan seterusnya, sehingga tercipta iklim keramahan dan kedamaian "ujarnya".
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat tiga pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi berjalan interaktif antara narasumber dan peserta.
Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Diakhir acara juga dilakukan foto bersama dengan seluruh peserta dan pukul 15.00 acara resmi ditutup oleh MC.
Dengan adanya acara ini diharapkan masyarakat dapat melakukan literasi digital sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia. (Resky P)