MEDAN SUMUT - Dalam proses pendeklarasian acara Relawan ARUS Ganjar termasuk cepat, hanya 4 hari kita mendapat mandat untuk Deklarasi. Deklarasi ini langsung dipelopori oleh Hj. Dr Fitriani Manurung & Ir. Romi HS beserta Jajaran Pengurus Lainnya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Tamu Undangan termasuk Sobat Gan'Pran Sumut, Sergap, Tim Sumut Rumah Kita, Anak Motor Ganjar Sumut, dll.
Kehadiran Para Relawan dan Jajaran ARUS GANJAR nantinya akan tegak lurus kepada Ganjar-Mahmud, walaupun ketiga Paslon bagus semua, akan tetapi kita tetap mencari yang terbaik, yang bisa menjaga Toleransi, dan tetap kita mengedepankan mencari Pemimpin yang Kualifikasi tinggi, dan kedua adalah (Ganjar-Mahmud Red-) yang pantas untuk menduduki Jabatan RI 1 dan 2 untuk tahun 2024.
Jadi kenapa kita membentuk Relawan namanya “ARUS GANJAR” yang artinya ALIANSI RAKYAT UNTUK Sumut - Ganjar, ini kita bicara kepanjangannya, tapi Arus Ganjar secara Hakiki adalah semacam satu dorongan yang tidak bisa dibendung dari kelas Grassroots.
Lanjut Romi secara Bahasa Ilmiahnya bahwa Arus Listrik itu mematikan, kalau Arus air jika banjir bandang tidak bisa terbendung, maka Arus Ganjar ini yang lebih Dahsyat lagi, yaitu satu Gelombang Massa yang nantinya akan kita Giring ke TPS untuk memilih Ganjar-Mahmud. Kita ini Relawan Independen dan bukan dari Partai Politik, dan kami ini Relawan Arus Ganjar tidak bisa di bayar sana-sini, makanya kami tetap Konsisten untuk tetap mencari Pemimpin yang terbaik. Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD Sumut Arus Relawan Ir Romi HS saat acara Deklarasi Arus Ganjar di Hotel Grand Kanaya Jl.Darusalam, pada Minggu siang hingga sore hari. (03/12/2023)
Lanjut Romi bahwa sepertinya saya mencium Aura Kebangkitan tahun 1998, karena saya lihat kondisinya tidak jauh dari masa Orde Baru 98, yaitu masih terpancar KKN.
Ditanya Oleh Awak Media Indonesiasatu.co.id bahwa, kalau kita Side Back masa Orde Baru jaman Soeharto tahun 1998, sepertinya Calon Wakil Presiden Pak Mahmud MD adalah salah satu Kabinet Jokowi, berarti Mahmud adalah masih masuk kedalam Status Quo, apakah Pak Ganjar-Mahmud nanti setelah jadi Presiden tidak lagi menjalankan Pemerintahan seperti Jaman Orde Baru.
Romi mengatakan bahwa Aura tahun 98 itu hadir bukan tanpa alasan, sudah kita ketahui bahwa ada terjadi penjegalan salah satu Paslon untuk pendaftaran Capres, dan kenapa itu terjadi, berarti masih kita kaitkan ke masa Orde Baru 98, yang masih terjadi Penculikan pada saat itu. Dan sekarang ada saja kita tidak bebas dalam mengeluarkan Aspirasi.
Romi mengatakan ada beberapa orang kita yang peduli untuk Bangsa Indonesia melakukan Inisiasi agar bisa mendapatkan Mandat Arus Ganjar di Sumatera Utara.
Ditanya apa langkah kedepannya nanti setelah Deklarasi Arus Ganjar di Sumatera Utara??. Romi kembali mengatakan, "Langkah kita adalah kita akan menemukan para Kaum Milenial untuk bergabung ke Arus Ganjar, karena mereka ini Kaum Milenial merupakan Kaum yang Energik yang tampil prima untuk bisa mengajak masyarakat agar memilih pasangan Ganjar-Mahmud, dan kaum Milenial ini mempunyai cara tersendiri yang tidak dimiliki orang tua dalam hal strategi, yaitu caranya dengan menekan satu tombol perangkat Medsosnya, maka akan menggelarkan satu Bangsa, dan ini Mainside, jadi tidak lagi bermain Face To Face", ungkap Romi.
Romi kembali mengatakan bahwa kita di Negara Indonesia tidak bisa menghindari permainan Politik masih secara Klasik, tapi kan beribu Relawan Ganjar seluruh Indonesia, tapi kita di Arus Ganjar masih fokus di tatanan Pemilih Milenial. Jadi sebelum saya membuka Arus Ganjar di Sumut, kita sudah membuka di tiga Negara, yaitu Bangkok, Kuala Lumpur sama Vietnam, dan semua itu anak-anak Milenial di Tiga Negara tersebut dalam hal Pendukungan Ganjar.
Makanya kita masyarakat harus bangkit dan tidak Bodoh lagi, agar sama-sama kita berjuang agar Bangsa Indonesia ini maju. Makanya harus ada semacam satu lompatan secara Ilmiah agar bisa meraih sesuatu. Kita akan turun ke kampus, karena kita juga ada yang namanya Milenial Kreatif, yang tujuannya kita akan memberikan penerangan, supaya anak Milenial bisa melihat apa yang terjadi dan apa yang dibutuhkan. (Rizky Zulianda)